Jakarta – Digitalisasi saat ini sedang berkembang pesat di Indonesia. Perkembangan ini diperkirakan akan mengimbangi pertumbuhan internet economy yang diprediksi tembus US$ 124 miliar pada tahun 2025 mendatang.
CEO Sagara Tech Devi Oktaviani mengungkapkan salah satu faktor kunci dari pertumbuhan ini adalah munculnya talenta digital yang sangat terampil dalam memanfaatkan teknologi untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan.
Dari software engineers hingga digital marketers, talenta digital dari Indonesia sangat dicari baik dari perusahaan nasional maupun internasional. Sagara Technology juga ingin menemukan dan mengembangkan talenta digital di Indonesia itu sendiri. Sifat dari digital talent berkualitas tinggi dari Indonesia ini bisa dikarakteristikan dengan kreativitas, inovasi dan adaptabilitas.
Dia menyebut ada beberapa kendala yang dihadapi talenta digital di Indonesia ini. Salah satunya adalah hambatan dalam edukasi dan pelatihan di ranah digital. Meski negara kita sendiri telah mengembangkan akses dalam edukasi menjadi lebih mudah, tetapi kualitas tiap daerah atau provinsi berbeda-beda. “Hal ini menyebabkan kesenjangan dalam skills apalagi dalam ranah digital sehingga kurangnya ahli dalam bidang tersebut,” kata dia dalam keterangannya, ditulis Selasa (12/9/2023).
Karena itu dibutuhkan strategi seperti meningkatkan sistem edukasi. Meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Selain itu pemerintah juga berperan untuk pengembangan talenta digital
Kurangnya kebijakan serta fasilitas pemerintah dalam membantu meningkatkan talenta digital menjadi faktor penghambat untuk perkembangan skill digital di Indonesia. “Dengan pengalaman lebih dari 9 tahun kami melayani klien Bank, Fintech, Korporasi maupun Tech Startup di Indonesia, Southeast Asia, Hongkong, Saudi Arabia, kami yakin dapat menumbuhkan talenta digital Indonesia menjadi lebih baik. Kami, Sagara Technology berharap pemerintah dapat berjalan beriringan untuk mewujudkan visi kami: Untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia menjadi tenaga kerja ahli teknologi dan siap diterima di pasar global,” jelas dia.
Devi mencontohkan sistem edukasi India adalah salah satu yang terbesar di Dunia. Dengan lebih dari 1,5 juta sekolah dan 800 universitas. Negara India punya fokus yang kuat pada science dan teknologi. Faktor lain yang berkontribusi terhadap teknologi di India adalah talenta yang bermacam macam. Dengan jumlah penduduk lebih dari 1.3 Milyar orang, dan bertumbuhnya para tech-savvy ini menghasilkan para ahli yang banyak dalam workforce digital.
Kesuksesan India dalam teknologi digital bisa dijadikan sebagai model untuk negara lain, termasuk Indonesia. Indonesia bisa belajar dari emphasis edukasi dan teknologi dari India. Negara Indonesia bisa belajar dari industri IT yang kuat yang telah menghasilkan para ahli professional. Tetapi karena masalah unik di Negara Indonesia dalam pengembangan talenta digitalnya yaitu kurangnya investasi dalam pelatihan dan edukasi. Dengan diterapkan sistem edukasi STEM, harapannya Indonesia dapat menghasilkan ratusan ribu talenta digital tiap tahunnya.
“Kami selaku tim Sagara Technology menyatakan bahwa Indonesia mempunyai potensial untuk menjadi negara yang punya andil besar dalam global tech industry. Belajar dari kesuksesan India dan mengadopsi pelatihan serta edukasinya agar para lulusan sarjana bisa siap dan kiat dalam digital workforce, serta berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi digital. Sejalan dengan visi Sagara Technology yaitu menghasilkan 100.000 talenta digital untuk IT Outsource maka kami mendukung akan pendidikan untuk meningkatkan skill dalam digital itu sendiri,” jelas Devi.
Bukan hanya mengatasi perbedaan zona waktu, Sagara Technology merekrut, memeriksa dan mengelola talenta terbaik di industri teknologi. Digital talent di Indonesia tidak kalah jauh dengan India semenjak Jokowi mengajukan reformasi pendidikan pada tahun 2020. Jokowi mulai transformasi kepemimpinan kepala sekolah, keguruan dan pengajaran sesuai tingkat kemampuan siswa dan standar penilaian global.
Bukan hanya mengatasi perbedaan zona waktu, Sagara Technology merekrut, memeriksa dan mengelola talenta terbaik di industri teknologi. Digital talent di Indonesia tidak kalah jauh dengan India semenjak Jokowi mengajukan reformasi pendidikan pada tahun 2020. Jokowi mulai transformasi kepemimpinan kepala sekolah, keguruan dan pengajaran sesuai tingkat kemampuan siswa dan standar penilaian global.
Melihat ke depannya, Indonesia akan memiliki pemerintahan yang solid dan bonus demografi dengan 1.300.000 fresh graduate per tahun. Dengan kumpulan talenta Indonesia yang sangat besar, kami dapat menargetkan pasar global menggunakan sumber daya pengembang perangkat lunak kami yang solid yang terus tumbuh setiap tahun.
Tinggalkan Komentar